1. Merangkai pertanyaan untuk menghasilkan arah dan aliran percakapan belajar yang tepat
2. Menjaga agar semua peserta terlibat dalam debriefing pada kelompok.
“bisa menggunakan pola “1-2-semua”
1= memberi kesempatan peserta untuk berpikir sendiri, menulis, atau membuat pernyataan secara singkat
2= berbicara secara berpasangan
semua= diskusi kelompok menyeluruh
Pola tersebut dapat dibolak-balik seperti menjadi “semua-2-1” akan lebih baik ketika di akhir ada diskusi kelompok kembali, atau pola dibuat menjadi “1-2-semua-2-1” Hal ini berkaitan dengan pola interaksi bukan isi
3. Menangkap irama & perubahan peserta
Fasilitator harus bisa melihat suasana peserta dan menyesuaikan materi/kegiatan dengan irama peserta.
4. Mengajukan pertanyaan terfokus
Ibarat menggunakan “Corong” yang diberi filter dan berfokus pada tiap tahap (Priest & Gass, 1997, h.196)
6 filter tersebut adalah:
1. Mengulas
2. mengenang dan mengingat
3. mempengaruhi & memwujudkan
4. merangkum
5. menerapkan
6. berkomitmen
Saran Thiagi, untuk mengajukan pertanyaan dapat mengikuti pola dari pertanyaan terbuka menuju pertanyaan menyelidik dari masing-masing tahapannya.:
“Bagaimana perasaan anada?” “Apa yang terjadi?” “Bagaimana jika?” “Apa berikutnya?”
(Thiagarajan & Thiagarajan, 1999, h.37-47)
5. Terus menjalin hubungan dengan motivasi peserta
Seperti pada riak air, keinginan belajar haruslah menjadi pusat dari riak tersebut dan riak kedua adalah kebutuhan untuk belajar.riak berikutnya adalah tindakan, pemaknaan, umpan balik, pelatihan, pemahaman. Kita harus selalu meinjau riak utama (pertama) yaitu keinginan untuk belajar. Ketika tidak ada riak awal/utama maka riak yang lain akan menghilang.
Jika mengikuti siklus dengan terlalu kaku, proses pembelajaran menjadi terpecah-pecah disamping kehilangan kontak dengan hati
6. Mengakui pentingnya apa yang dialami peserta selama debrief
Kualitas pengalaman selama pembekalan/training juga berdampak signifikan terhadap motivasi peserta.
Hal ini juga bisa berdampak signifikan terhadap pembelajaran dan perkembangan mereka:
Pengalaman yang di debriefkan dan pengalaman dari debrief itu sendiri adalah sumber bagi pembelajaran dan perkembangan.
7. Membantu menjaga proses pembelajaran tetap bergerak.
Fasilitator harus meperhatikan faktor apa yang akan berhenti berputar (seperti kita sedang memutar banyak piring, piring mana dulu yang akan berhenti berputar harus segera kita putar kembali) Piring yang sangat mungkin jatuh berkutnya adalah keinginan untuk belajar, tetapi bisa piring yang lain, dan ini terus berubah.
8. Bekerjasama dengan seluruh orang di sepanjang debriefing
9. Mencegah pendekatan rutin terhadap fenomena yang dinamis
(UNISON – Sumber: Roger Greenaway)
Outbound jogja – Team building jogja – Outbound di Jogja